Senin, (11/12) pagi, ada yang berbeda di sepanjang Jalan Suroyo tepatnya di halaman Museum Probolinggo. Ratusan becak terparkir rapi di sepanjang trotoar. Para abang becak sedang mengikuti sosialisasi kebijakan di bidang perhubungan serta penyerahan Tanda Nomor Becak (TNB) dan Surat Tanda Nomor Becak (STNB)
Senin, (11/12) pagi, ada yang berbeda di sepanjang Jalan Suroyo tepatnya
di halaman Museum Probolinggo. Ratusan becak terparkir rapi di
sepanjang trotoar. Para abang becak sedang mengikuti sosialisasi
kebijakan di bidang perhubungan serta penyerahan Tanda Nomor Becak (TNB)
dan Surat Tanda Nomor Becak (STNB) gelaran Dinas Perhubungan Kota
Probolinggo.
Kepala Bidang LLAJ (Lalu Lintas Angkatan Jalan) Dishub, Purwantoro
Novianto menjelaskan, maksud dan tujuan diselenggarakannya acara
tersebut yakni untuk memberikan pembinaan dan pengarahan terkait dengan
operasional becak dengan tema “Ketertiban Becak di Jalan”. Serta untuk
meningkatkan kedisiplinan becak di jalan, sekaligus penerapan peraturan
daerah Kota Probolinggo nomor 16 tahun 2006 tentang kendaraan tidak
bermotor jenis becak dengan pemenuhan kelengkapan becak dan kelengkapan
pengemudi becak berupa STNB dan TNB.
“Ada sekitar 2000 tukang becak di Kota Probolinggo, hari ini (senin)
merupakan tahap pertama. Abang becak dari Kecamatan Mayangan 187,
Kecamatan Kademangan 133, Kecamatan Wonoasih 160, Kecamatan Kedopok 160,
dan Kecamatan Kanigaran 160. Jadi, total untuk hari ini 800 tukang
becak yang kami undang,” ungkap Purwantoro.
Kota Probolinggo adalah salah satu tempat yang sering dikunjungi
wisatawan asing setelah adanya Pelabuhan Tanjung Tembaga tempat
bersandarnya kapal-kapal pesiar. Dan, wisatawan asing lebih banyak
menggunakan becak untuk melihat-lihat Kota Probolinggo. Untuk itu, Dinas
Perhubungan terus menigkatkan SDM (Sumber Daya Manusia) para abang
tukang becak dengan membekali dan memberi pelatihan untuk bisa berbahasa
Inggris. Pagi itu, Ketua Paguyuban Abang Becak Miskan berhasil
memberikan sambutan dengan berbahasa Inggris.
Meski tak banyak yang disampaikan Miskan, namun intinya ia menyampaikan
terimakasih kepada Dinas Perhubungan yang telah membekali para tukang
becak dengan banyak pengetahuan khususnya bisa berbahasa Inggris dengan
para turis. “Thank you”, ucapnya sambil tersenyum disambut dengan
gemuruh tepuk tangan para undangan.
Wali Kota Rukmini yang hadir, langsung memberikan secara simbolis STNB
dan TNB serta kaos yang bertuliskan “Becak Kota Probolinggo Tertib Lalu
Lintas” kepada 5 abang becak. “Dengan ini, para abang becak yang tidak
mempunyai kelengkapan seperti STNB dan TNB tidak bisa lagi masuk ke Kota
Probolinggo,” jelasnya.
Rukmini juga berharap Dishub bisa menyelenggarakan sosialisasi kepada
abang becak setidaknya setahun 2 kali, agar abang becak paham dengan
aturan, etika, tata krama dan perekonomian. Selain itu, abang becak juga
bisa diajari ekonomi kreatif seperti kerajinan tangan dengan membatik
dan konveksi dengan menjahit. “Dengan begitu semua abang becak mengerti
program pemerintah, mengerti aturan pemerintah dan mampu meningkatkan
perekonomian dan melaksanakan program KB,” sambungnya.
Usai sambutan dari wali kota, acara dilanjutkan oleh para narasumber
yang membahas tentang pembinaan masyarakat yang berhubungan dengan abang
becak oleh Satbinmas (Satuan binaan masyarakat) Polres Probolinggo Kota
dan materi tentang pengendalian operasional becak di Kota Probolinggo
disampaikan oleh Satpol PP. (malinda/humas)